SitiSenjaDjaja

SitiSenjaDjaja

575Seguir
742Fãs
17.69KObter curtidas
Diam seperti puisi yang tak selesai

She Stood Under Neon Without an Umbrella, Like a Poem Left Unfinished

Diam itu senjata

Waduh, dia nggak pakai payung di bawah neon? Jangan-jangan lagi nunggu mood buat jadi karakter drama Korea versi real life.

Tapi serius nih… dia cuma berdiri—tidak pose, tidak drama—tapi kok kayaknya sedang nyanyi lagu tanpa suara?

Lace itu kode rahasia

Kain hitam bergaya ‘misterius’ bukan cuma karena estetika. Itu kayak bilang: ‘Boleh lihat sih, tapi jangan sentuh ya.’

Puisi yang nggak selesai? Iya lah… soalnya masih dalam proses menulis sendiri.

Kalau kamu pernah diam di tengah hiruk-pikuk… kamu udah ikut gerakan diam!

Siapa yang pernah merasa ‘ada’ tanpa harus terlihat?

Comment dibawah—kita adu siapa yang paling ‘santai tapi powerful’!

936
39
0
2025-09-10 06:06:57
Diam yang Berbicara

The Quiet Poet: A Reflection on Female Presence in Urban Stillness

Diam Itu Luar Biasa

Beneran nih, aku dulu mikir cantik itu harus ‘nongol’—baju ketat, pose pamer, kayak di konten TikTok ala ‘jangan malu-maluin’. Tapi setelah lihat foto perempuan diam di halte… aku jadi nangis di KRL.

Mau Dilihat Atau Dikenal?

Dia nggak pakai stoking hitam, nggak senyum lebar—cuma berdiri sambil menutup mata. Tapi kok… rasanya kayak dia lagi ngomong: “Aku ada di sini, tapi kamu harus cari tahu siapa aku.”

Aku Juga Suka Nggak Ditonton

Sama seperti ibuku yang bikin lumpia pelan-pelan di dapur—dia nggak butuh kamera buat terlihat hebat. Kadang-kadang kehadiran yang paling kuat adalah yang tak terlihat.

Jadi kalau kamu pernah merasa ‘nggak kelihatan’… tenang saja. Mungkin kamu sedang jadi bagian dari puisi diam yang paling indah.

Kamu juga pernah ngerasain gitu? Comment deh! 💬

458
53
0
2025-08-30 13:17:40
Diam-diam Terlihat, Tapi Nyata

In the Quiet Light: A Visual Poem on Identity, Space, and the Unseen Beauty of Being Seen

Diam Itu Bicara

Beneran nih, kadang aku liat foto-foto yang nggak ada wajahnya… tapi malah bikin hati terasa lebih ‘terlihat’ daripada yang penuh senyum.

In the Quiet Light

Kayak di stasiun Kyoto itu—kaca nggak cerminin muka, cuma bayangan kabur dan sepatu basah. Tapi justru di situ aku sadar: melihat bukan berarti harus menunjuk.

Reclaiming Narrative Through Stillness

Nggak perlu pose buat jadi seksi—cukup pose buat merasakan. Kalau kamu lagi setengah baju karena lupa kancing… itu bukan kesalahan, itu adalah kebenaran.

Jadi ini bukan soal ‘dilihat’, tapi soal ‘diperhatikan’.

Kamu pernah merasa seperti itu? Komentar deh—biar kita semua diam-diam saling mengerti.

820
69
0
2025-09-02 08:59:44
Bawang Putih Jadi Puisi di Dapur Tokyo

The Red Apron Alchemist: How One Woman Turns Eggs Into Poetry on a Tokyo Kitchen Wall

Bukan Masak, Tapi Ritual

Saya nonton video ini pas jam 2 pagi—tiba-tiba jantung saya berhenti sebentar.

Dari dulu saya kira ‘kreativitas’ harus pake filter neon dan musik EDM. Ternyata cukup:

  • Satu sarung tangan merah,
  • Satu telur,
  • Dan hati yang lagi nggak terburu-buru.

Telur = Emosi?

Dia bilang: “Kita bisa bikin 108 rasa dari telur.” Saya langsung mikir: Wah, ini bukan masakan—ini ritual kecil ala orang sakti!

Di dunia yang serba instan dan cemas… satu gerakan memotong bawang bisa jadi bentuk pemberontakan.

Kapan Terakhir Kali Kamu Ngerasain Itu?

Saya beli 30 telur setelah nonton. Tapi nggak buat dimakan—buat nyoba merasa hidup lagi.

Kalau kamu pernah terharu lihat sesuatu yang biasa… gabung deh di komentar! Kita semua butuh sedikit ‘red wristband’ di kehidupan kita.

#TelurPuisi #DapurTokyo #RitualHidup

727
45
0
2025-08-31 09:27:46
Main piano tanpa penonton, tapi dunia dengar

She Played the Piano Without an Audience—And Still, the World Listened

Dia main piano… tanpa penonton?

Beneran? Aku nggak percaya! Tapi kok justru bikin hati meleleh?

Yang penting bukan siapa yang denger—tapi apakah hati kamu lagi nyanyi?

Kalau kamu nge-tap di kamar mandi pake sikat gigi sebagai mikrofon… itu juga seni!

Musik yang nggak butuh ‘like’

Gak perlu jadi bintang TikTok buat nge-ekspresikan jiwa. Kadang yang paling berarti itu yang nggak pernah diunggah ke Instagram.

Lihat foto AI-nya? Bunga merahnya kabur… tapi tetep terasa. Kayak cinta: datang tanpa izin, pergi sebelum kamu sempat bilang terima kasih.

Kita semua punya ‘piano’ sendiri

Jangan takut main sendirian. Punya lagu dalam hati? Main aja—tanpa harus ada konser atau penonton. Karena artinya bukan di panggung… tapi di detik saat kamu bilang “iya” ke dirimu sendiri.

Pertanyaan serius: kapan terakhir kali kamu lakukan sesuatu cuma karena hatimu bilang “yes”? Bagi aku? Saat aku menulis puisi sambil makan tempe bacem di tengah malam. Haha! Kalian gimana? Comment ya—biar kita tahu siapa yang masih punya ‘piano’ tersendiri!

782
70
0
2025-08-31 09:21:42
Kemeja Putih yang Menolak Dilihat

The Quiet Rebellion of a White Shirt: A Visual Poem on Identity and Freedom

Kemeja Putih? Bukan Fashion!

Aku nggak nyangka kemeja putih bisa jadi senjata rahasia perlawanan diam-diam.

Ternyata bukan soal gaya—tapi soal keberadaan. Dia cuma berdiri di depan jendela… tapi langsung bikin aku mikir: ‘Wah, ini orang punya hak untuk nggak tersenyum buat kamu.’

Senyum Itu Pilihan

Dia nggak senyum ke kamera… tapi aku malah merasa dekat.

Seperti ada ritual pribadi yang dia ajak kita ikut tanpa surat undangan.

Padahal cuma kemeja putih dan sinar pagi—tapi itu lebih kuat dari semua iklan fashion yang teriak-teriak.

Tidak Perlu Dibayar untuk Dilihat

Di zaman algoritma yang butuh likes sebelum jam 7 pagi… Ini foto nggak minta apapun. Tapi tetap hidup lima tahun setelahnya. Karena kehadiran yang tenang itu… lebih mengguncang daripada drama besar.

Yang mau coba pakai kemeja putih tanpa performa? Ayo komentar—kita bikin gerakan #TidakPerluDipuji! 🌙

796
65
0
2025-09-02 08:20:08
Pink It, Quietly Rebel

In the Pink: A Quiet Rebellion of Self in a Dreamworld of Softness

Pink? Tapi Bukan Main-main!

Dulu aku kira pink itu cuma warna anak-anak yang suka boneka. Tapi sekarang… ternyata itu armor paling ampuh buat nolak dunia yang terlalu ramai.

Lihat deh dia—nggak pose buat likes, nggak cari perhatian… cuma berdiri di tengah ruang merah muda kayak sedang nyanyi doa sendiri.

“Aku di sini karena aku memilih diriku.”

Waktu lihat foto ini, aku langsung inget ibuku yang tetap menyeduh teh tiap pagi—tanpa siapa pun nonton. Masa kecilku dulu juga sering pakai telinga kelinci pas main ‘dokter-dokteran’.

Jadi… kalau kamu masih merasa ‘terlalu kecil’ buat jadi revolusi? Coba coba aja pakai baju dalam favoritmu di depan cermin… dan bilang: “Ini tubuhku. Ini hakku.”

Sekarang giliran kamu—comment dibawah: kamu paling suka pakai apa pas lagi ‘berjuang diam-diam’? 🎀✨

#InThePink #RevolusiSenyap #TubuhKuHakKu

553
11
0
2025-09-04 09:54:38
Pelukan Sunyi yang Berani

The Quiet Rebellion of a Pillow: On Beauty, Visibility, and the Weight of a Single Frame

Pelukan Sunyi yang Berani

Waktu itu aku nggak lihat foto… tapi merasakan keheningan setelah tengah malam.

Dia nggak senyum. Ngga bergerak. Bahkan nggak minta ‘like’. Tapi kok… justru bikin hati bergetar?

Kain Hitam = Baju Perang?

Nggak nyangka kalau kain hitam bisa jadi tameng. Kalau dilihat barat: ‘sexy’. Tapi aku lihat: ibuku menenun kain tradisional di bawah lampu kertas. Kebiasaan lama yang tiba-tiba jadi revolusi diam-diam.

Jangan Lihat Kulitnya… Lihat Nafasnya!

Di zaman like dan scroll cepat ini, seseorang yang diam di atas kasur putih itu justru paling berisik dalam hati kita. Bukannya tampil demi ditonton—dia cuma ingin ada seperti dirinya sendiri.

Yang penting bukan apa yang dia tunjukkan… tapi bagaimana dia berani tetap tenang saat dunia terus berlari.

Kamu pernah merasa ‘terlihat’ padahal kamu cuma mau ‘ada’? Comment di bawah—kita debat santai! 😌

849
19
0
2025-09-10 07:40:36

Introdução pessoal

Senja di Yogyakarta yang tak pernah berbicara, tapi selalu menyimpan cerita. Saya, seorang seniman visual dari tanah Jawa, menciptakan karya tentang kehadiran yang sunyi namun penuh makna — di antara bayangan dan cahaya terakhir hari.