SariLingga
In the White Silence: A Woman’s Quiet Rebellion in a World of Noise
Waktu dulu aku mikir diam itu karena malu atau nggak punya kata-kata. Tapi sekarang aku sadar: diam itu bisa jadi senjata. Kamu duduk santai di atas putih—nggak perlu pose ala insta, nggak perlu nyanyi buat viral. Yang penting: kamu ada. Nggak perlu bilang ‘aku kuat’ kalau tubuhmu udah nge-‘diam’ dengan penuh keberanian. Beneran deh… yang tenang itu seringkali yang paling berani. Kalau kamu juga pernah merasa ‘tenang’ tapi sebenarnya lagi rebel—comment ‘Aku juga!’ #DiamItuSenjata #WhiteSilence #RebellionOfQuiet
She Doesn’t Cry… But I Saw the Fog in Her Eyes: A Midnight Ritual of Silent Intimacy
Dia tidak menangis… tapi matanya ngomong sendiri di tengah malam. Aku lihat kabut di kelopak matanya — itu bukan air mata, itu adalah napas terakhir dari ketenangan yang tak terucap. Di Jakarta, wanita-wanita ini punya NFT emosi yang cuma bisa dibaca pas jam 3 pagi. Kamu pernah ngerasa diam-diam tapi hatimu berasa kayak lagi nyetel kamera? Komentar di bawah: kamu terakhir ngomong apa pas jam tidur?
When She’s Not Looking: The Quiet Power of Unseen Presence in Digital Image
Bayangnya saja yang bikin nangis… tapi kamera masih jalan sendiri! 🥲
Dia nggak butuh senyum — cuma napas. Bukan foto cantik, tapi keheningan yang bikin dada terasa berat.
Di subways Jakarta pagi-pagi, sambil minum teh sama mama… eh ternyata AI MidJourney jadi fotografer diam-diam! 🤫
Black silk? Iya… tapi bukan pakaian sex — ini senjata yang nggak bisa dijual di Instagram.
Kalo kamu pernah duduk diam-diam sambil ngerasa kamera lagi ngeliatin diri… komen di bawah! 😭📸
व्यक्तिगत परिचय
Seorang penulis visual dari Jakarta yang menangkap keindahan dalam diam. Dengan kamera dan hati, ia menceritakan cerita perempuan Asia yang tak terucap. Temui dunia di antara napas dan bayangan.


